Petunjuk dan Strategi dari dr. Nirwan Satria SpAn-TI

Setelah menyelesaikan wukuf di Arafah, yang merupakan puncak ibadah haji, para jemaah melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah. Wukuf di Arafah adalah momen krusial pada tanggal 9 Dzulhijjah, di mana jemaah menghabiskan siang hingga matahari terbenam untuk berdoa dan berzikir. Setelah itu, mereka bergerak menuju Muzdalifah setelah matahari terbenam, di mana mereka menginap semalam dan mengumpulkan kerikil untuk melempar jumrah.

Perjalanan ke Muzdalifah
Perjalanan ini umumnya dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan bus yang tersedia. Durasi perjalanan dapat bervariasi tergantung pada lalu lintas dan jumlah jemaah. Di Muzdalifah, jemaah melaksanakan salat Maghrib dan Isya yang digabungkan, lalu mencari tempat untuk beristirahat di bawah langit terbuka, menjadikan Muzdalifah sering disebut sebagai "hotel bintang lima" alami.

1. Camilan sehat seperti kacang-kacangan, buah kering, atau energy bar yang mudah dicerna dan kaya nutrisi. Ini akan membantu menjaga energi Anda sepanjang malam.

2. Istirahat yang memadai: Berusaha untuk beristirahat sebanyak mungkin meskipun hanya di area terbuka. Tidur yang cukup akan membantu memulihkan tenaga untuk ibadah berikutnya di Mina.

3. Pengobatan Pribadi: Jangan lupa membawa pengobatan pribadi yang diperlukan, seperti obat anti alergi, analgesik, atau obat rutin lainnya.

4. Lindungi dari Serangga: Bawa semprotan anti serangga atau krim penolak nyamuk untuk menghindari gigitan serangga yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan.

5. Dengan persiapan yang matang dan saran-saran menjaga kesehatan di atas, menginap di Muzdalifah, "penginapan berbintang", dapat menjadi pengalaman spiritual yang nyaman dan berkesan. Perjalanan ini tidak hanya tentang fisik tetapi juga tentang bagaimana kita mempersiapkan diri secara mental dan spiritual untuk menjalani rangkaian ibadah haji dengan penuh khidmat dan makna